SURAT itu tiada tanda nama, tiada tarikh. Namun setiap hurufnya seperti bernyawa, berdegup seperti jantung yang sedang rindu. Siapa penulisnya? Serindu itukah kamu? Mata Laila meliar dengan kepala yang sedikit pusing. Entah kenapa jantungnya mula berdebar-debar apabila menjejakkan kaki ke istana lama itu. Terasa bagai ada yang mengintai dari celah-celah batuan yang semakin meruntuh. Terasa sayu entah kenapa bagaikan ada seseorang yang ingin dia membaca surat itu dan membawa pulang cinta yang tertinggal. Laila menemukan surat itu di celah-celah dinding batu yang meretak. Sekeping kertas renyuk yang terselit rapi. Tulisannya…
Sila Log Masuk atau Langgan untuk membaca berita sepenuhnya