Rumahku Di Desa Hati Abah - Utusan Malaysia

Rumahku Di Desa Hati Abah

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on email
Share on telegram

“EEEEK OOUKKK! Eeeek oouukkk!”Kicau merbah kunyit.  Seperti selalu, burung itu menjengah di pohon bebuas sebelah jendela dapur kami. “Hah, dah datang!” Abahcepat-cepat memilih sebiji pisang emas yang ranum. Pisang itu pasti akan diletakkan di tempat merbah selalu bertenggek, yakni di ranting bebuas, pokok ulam Emak.  Merbah kunyit mengibar sayapnya dan menayangkan dadanya yang kuning menyala. Mendada saja ia, seolah-olah tahu sedang diperhatikan. Benar, ia burung yang begitu mempesonakan. Namun, awas, burung ini dilindungi Akta Pemuliharaan Hidupan Liar.Sebab itulah Abahtidak pernah cuba menangkap. Merbah kunyit dibiarkan lepas bebas dan menikmati buah-buahan…

 

Sila Log Masuk atau Langgan untuk membaca berita sepenuhnya

 

Tidak mahu terlepas? Ikuti kami di

 

BERITA BERKAITAN